Contoh Penipuan Online yang Harus Kamu Waspadai

Seiring dengan perkembangan teknologi, dunia digital menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, ancaman penipuan online terus mengintai. Berikut beberapa contoh penipuan online yang perlu diwaspadai, beserta tips untuk melindungi diri dari serangan tersebut.

Dari email palsu yang mengaku dari bank, hingga akun media sosial yang menyamar sebagai selebriti, para penipu semakin lihai dalam memanfaatkan kelengahan kita. Karenanya sangat penting untuk mengenali ciri-ciri penipuan agar tidak terjebak.

6 Contoh Penipuan Online yang Sering Terjadi

Penipuan online semakin marak seiring dengan perkembangan teknologi. Penting bagi kita untuk memahami berbagai jenis penipuan agar dapat melindungi diri. Berikut adalah beberapa contoh penipuan online yang sering terjadi.

1. Penipuan Phishing

contoh penipuan online phising

Penipuan phishing adalah metode di mana penipu mencoba mendapatkan informasi pribadimu, seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau data sensitif lainnya, dengan menyamar sebagai entitas yang tepercaya. Biasanya, mereka menggunakan email, pesan teks, atau situs web palsu untuk menipu kamu agar memberikan informasi tersebut.

Gambaran penipuan phising:
Bayangkan kamu menerima email yang terlihat seperti dari bank. Email tersebut memintamu untuk mengklik tautan dan memperbarui informasi akun karena ada masalah keamanan. Saat kamu mengklik tautan tersebut, kamu diarahkan ke situs web yang tampak seperti situs resmi bank. Ketika kamu memasukkan informasi pribadi di situs tersebut, penipu langsung mendapatkan akses ke datamu.

Contoh Kasus:

Misalkan kamu menerima email yang terlihat seperti dari bank BRI. Email tersebut menginformasikan bahwa ada aktivitas mencurigakan di akunmu dan kamu diminta untuk segera memperbarui informasi pribadi melalui tautan yang disediakan.

Email ini mungkin menggunakan logo bank BRI, warna yang mirip, dan bahasa yang formal untuk meyakinkanmu. Namun, ketika kamu mengklik tautan tersebut, kamu diarahkan ke situs web palsu yang dirancang untuk mencuri informasi login dan data pribadimu.

Setelah informasi tersebut didapatkan oleh penipu, mereka bisa mengakses akun bankmu dan melakukan transaksi tanpa sepengetahuanmu.

Tanda-tanda Email Phishing:

  • Alamat Email Pengirim yang Mencurigakan: Cek alamat email pengirim. Jika terlihat aneh atau tidak sesuai dengan alamat resmi perusahaan, waspadalah.
  • Tautan yang Tidak Sesuai: Tautan dalam email mungkin terlihat benar, tetapi jika kamu arahkan kursor tanpa mengklik, kamu bisa melihat alamat sebenarnya yang mungkin mencurigakan.
  • Kesalahan Tata Bahasa atau Ejaan: Banyak email phishing yang mengandung kesalahan tata bahasa atau ejaan karena sering kali dibuat oleh penipu internasional sehingga tidak fasih berbahasa Indonesia.
  • Desakan untuk Segera Memberikan Informasi Pribadi: Email yang mendesakmu untuk segera memberikan informasi pribadi adalah tanda jelas penipuan karena inginnya buru-buru.
segera lakukan pelaporan

Saat mengalami penipuan phishing maupun jenis lainnya, penting untuk segera membuat laporan tentang kejadian tersebut. Melapor tidak hanya membantu melindungi diri sendiri dari kerugian lebih lanjut, tetapi juga membantu pihak berwenang untuk mengidentifikasi dan menghentikan pelaku penipuan. Panduan pelaporan step by step bisa kamu lihat di cara melaporkan penipuan online.

2. Penipuan Melalui Media Sosial

contoh penipuan online melalui media sosial

Contoh penipuan online berikutnya adalah yang mulai marak bersamaan dengan hadirnya platfom medsos. Penipuan melalui media sosial terjadi ketika penipu menggunakan platform seperti Facebook, Instagram, dan Twitter untuk menipu pengguna. Mereka membuat akun palsu yang mengaku sebagai selebriti, perusahaan terkenal, atau temanmu untuk memperoleh informasi pribadi, uang, atau akses ke akunmu.

Gambaran penipuan melalui media sosial:
Bayangkan kamu melihat pesan dari seorang selebriti favorit di Instagram yang mengatakan bahwa kamu memenangkan hadiah besar. Untuk mengklaim hadiah tersebut, kamu diminta untuk memberikan informasi pribadi atau membayar sejumlah uang untuk biaya administrasi. Pesan ini terlihat sah karena menggunakan foto dan nama selebriti tersebut, tetapi sebenarnya itu adalah akun palsu yang dibuat oleh penipu.

Contoh Kasus:

Misalkan kamu menerima pesan dari akun yang terlihat seperti milik artis terkenal di Instagram, mengatakan bahwa kamu memenangkan hadiah berupa uang tunai atau produk eksklusif. Mereka memintamu untuk mengklik tautan atau memberikan nomor telepon dan alamat email untuk proses verifikasi.

Ketika kamu mengikuti instruksi tersebut, kamu diminta untuk membayar biaya administrasi atau memberikan data pribadi. Padahal, artis tersebut tidak pernah mengadakan giveaway, dan informasi yang kamu berikan digunakan oleh penipu untuk meretas akun atau melakukan penipuan lebih lanjut.

Cara Mengenali Akun Palsu:

  • Verifikasi Akun (Tanda Centang Biru): Banyak selebriti dan perusahaan memiliki tanda centang biru di samping nama mereka, yang menandakan bahwa akun tersebut telah diverifikasi oleh platform.
  • Jumlah Pengikut dan Aktivitas Akun: Akun asli biasanya memiliki jumlah pengikut yang besar dan aktivitas yang konsisten, seperti postingan yang sering dan banyak interaksi dari pengikut.
  • Pesan Langsung yang Mencurigakan: Jika kamu menerima pesan langsung yang meminta informasi pribadi atau uang, waspadalah. Perusahaan atau selebriti biasanya tidak akan meminta hal tersebut melalui media sosial.
  • Cek Profil Secara Menyeluruh: Lihat postingan sebelumnya, komentar, dan aktivitas lainnya untuk memastikan akun tersebut sah.

3. Penipuan e-Commerce

contoh penipuan online e-commerce

Penipuan e-commerce terjadi ketika penjual atau situs belanja online tidak jujur dalam bertransaksi. Mereka bisa saja meminta pembayaran di luar platform resmi, menjual produk palsu, atau bahkan tidak mengirimkan barang setelah pembayaran dilakukan. Para penipu ini sering kali mencari cara untuk menipu pembeli dengan modus yang terlihat meyakinkan.

Gambaran penipuan e-Commerce:
Bayangkan kamu menemukan penawaran produk elektronik yang sangat murah di sebuah situs belanja online yang belum pernah kamu dengar sebelumnya. Setelah melakukan pembayaran, kamu tidak pernah menerima barang yang kamu beli. Situs web tersebut menghilang dan tidak bisa dihubungi lagi. Ini adalah contoh dari penipuan e-commerce, di mana penjual tidak bertanggung jawab dan hanya berusaha untuk mengambil uang dari pembeli tanpa memberikan barang yang dijanjikan.

Contoh Kasus:

Misalkan kamu menemukan situs belanja online yang menawarkan ponsel pintar dengan harga jauh lebih rendah dari harga pasar. Situs ini terlihat profesional dengan gambar produk yang menarik dan deskripsi yang lengkap.

Kamu memutuskan untuk melakukan pembelian dan mentransfer uang sesuai instruksi yang diberikan oleh penjual. Namun, setelah melakukan pembayaran, kamu tidak pernah menerima ponsel yang kamu beli. Situs web tersebut kemudian menghilang atau tidak bisa diakses lagi, meninggalkanmu sendirian tanpa barang yang dijanjikan.

Tips Menghindari Penipuan saat Berbelanja Online:

  • Gunakan Situs Belanja Terpercaya: Belanja hanya dari situs yang telah terbukti tepercaya dan memiliki reputasi baik.
  • Periksa Ulasan dan Rating: Selalu periksa ulasan dari pembeli sebelumnya dan peringkat penjual sebelum melakukan pembelian.
  • Gunakan Metode Pembayaran Aman: Hindari pembayaran langsung ke rekening bank atau transfer uang tanpa ada jaminan proteksi pembeli seperti yang diberikan oleh platform e-commerce besar.
  • Waspadai Penawaran Terlalu Bagus: Hati-hati dengan penawaran yang terlalu bagus dan tidak masuk akal. Penjual yang jujur tidak akan menjual barang dengan harga sangat rendah tanpa alasan yang jelas.

4. Penipuan Investasi Online

contoh penipuan investasi online

Contoh penipuan online yang ke empat ini kerap memakan korban dengan nilai kerugian yang besar. Penipuan investasi online adalah praktik di mana penipu menjanjikan keuntungan besar kepada para calon investor dengan cara-cara yang tidak jujur. Mereka sering menggunakan skema Ponzi, di mana mereka membayar keuntungan kepada investor lama dengan uang dari investor baru, bukan dari hasil investasi yang sebenarnya.

Selain itu, penipuan investasi juga dapat melibatkan penawaran investasi di pasar yang tidak diatur atau tidak sah, seperti skema investasi dalam mata uang kripto tanpa regulasi yang jelas.

Gambaran penipuan investasi online:
Bayangkan kamu menerima tawaran investasi melalui email atau iklan online yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat. Penawaran ini terlihat sangat menggiurkan dan meyakinkan dengan klaim bahwa investasi tersebut aman dan telah memberikan hasil fantastis kepada investor lainnya.

Namun, setelah kamu melakukan investasi, uangmu hilang karena investasi tersebut ternyata tidak ada atau tidak memberikan keuntungan seperti yang dijanjikan.

Contoh Kasus:

Misalkan kamu menerima email yang menawarkan investasi dalam sebuah proyek teknologi baru yang diklaim akan menghasilkan keuntungan 10 kali lipat dalam satu tahun. Penawaran tersebut tampak profesional dengan laporan keuangan palsu dan testimonial dari investor yang sudah sukses.

Kamu tertarik dan mentransfer sejumlah uang ke rekening yang disediakan oleh penipu. Namun, setelah beberapa bulan, kamu menemukan bahwa proyek tersebut adalah palsu dan uang yang kamu investasikan telah hilang tanpa jejak.

Cara Memverifikasi Legalitas Investasi:

  • Periksa Izin dan Regulasi: Pastikan bahwa perusahaan atau platform investasi terdaftar dan diatur oleh otoritas keuangan yang sah. Verifikasi izin operasi mereka sebelum melakukan investasi.
  • Waspadai Janji Keuntungan yang Tidak Realistis: Hindari investasi yang menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat tanpa risiko yang jelas. Investasi yang sah biasanya memiliki risiko yang sebanding dengan potensi keuntungan yang ditawarkan.
  • Konsultasikan dengan Ahli Keuangan: Sebelum melakukan investasi besar, bicarakan rencana investasi kamu dengan ahli keuangan yang dapat memberikan saran independen dan objektif.

5. Penipuan Melalui Telepon dan SMS

contoh penipuan online melalui telepon dan sms

Penipuan melalui telepon dan SMS adalah praktik di mana penipu menggunakan panggilan telepon atau pesan teks untuk meminta informasi pribadi, uang, atau akses ke akunmu. Mereka sering menggunakan kedok sebagai perwakilan dari perusahaan resmi atau program hadiah untuk menipu korban.

Penipuan semacam ini seringkali mengecoh karena para penipu dapat membuat panggilan atau pesan teks yang terlihat seperti asli.

Gambaran penipuan melalui telepon dan SMS:
Bayangkan kamu menerima panggilan telepon yang mengaku dari bank atau perusahaan kartu kredit. Mereka menginformasikan bahwa ada masalah dengan akunmu atau bahwa kamu telah memenangkan hadiah besar. Mereka memintamu untuk memberikan data pribadi seperti nomor kartu kredit atau melakukan pembayaran sebagai biaya administrasi untuk mengklaim hadiah tersebut.

Namun, sebenarnya panggilan tersebut berasal dari penipu yang berusaha untuk mencuri informasi pribadi atau uangmu.

Contoh Kasus:

Misalkan kamu menerima panggilan telepon dari seseorang yang mengaku dari departemen keamanan bank. Mereka memberitahumu bahwa ada transaksi mencurigakan di akunmu dan meminta untuk memverifikasi nomor kartu kreditmu atau kode keamanan CVV.

Mereka juga bisa mengancam akan memblokir akunmu jika tidak segera memberikan data yang diminta. Kamu mungkin terpancing untuk memberikan informasi tersebut karena mereka terdengar sangat meyakinkan dan mengancam.

Cara Membedakan Pesan Asli dan Palsu:

  • Hubungi Langsung Perusahaan: Jika kamu menerima panggilan atau pesan teks mencurigakan, jangan langsung memberikan data pribadi. Alih-alih, hubungi nomor resmi perusahaan atau bank untuk memverifikasi kebenaran informasi yang kamu terima.
  • Perhatikan Bahasa dan Alasan Darurat: Penipu sering menggunakan bahasa yang menakutkan atau mengancam untuk meminta informasi pribadi atau pembayaran segera. Perusahaan resmi biasanya tidak akan memaksa atau mengancam melalui telepon atau SMS.
  • Waspadai Pesan yang Tidak Diinginkan: Jika kamu menerima pesan teks atau panggilan yang tidak kamu harapkan, terutama yang meminta data pribadi atau pembayaran, waspadalah. Jangan langsung mengikuti instruksi tanpa melakukan verifikasi lebih lanjut.

6. Penipuan Berbasis Perangkat Lunak (Malware dan Ransomware)

penipuan berbasis perangkat lunak

Contoh penipuan online yang terakhir dan termasuk yang sangat berbahaya adalah yang menggunakan software jahat. Penipuan berbasis perangkat lunak melibatkan penggunaan malware dan ransomware untuk mencuri data atau mengambil kendali atas perangkat komputer atau ponselmu. Malware adalah program jahat yang dapat menginfeksi perangkat, sementara ransomware adalah jenis malware yang mengenkripsi datamu dan meminta tebusan agar data tersebut bisa dikembalikan.

Penipu menggunakan metode ini untuk mencuri data penting atau memeras uang dari korban.

Gambaran penipuan berbasis perangkat lunak:
Bayangkan kamu menerima email dari seseorang yang tidak dikenal dengan lampiran yang tampak tidak berbahaya, seperti file dokumen atau gambar. Setelah kamu membuka lampiran tersebut, perangkat kamu terinfeksi oleh malware yang mengambil alih data pribadi atau mengunci akses ke sistem.

Atau, kamu mungkin mengklik tautan yang mengarahkan kamu ke situs web yang mengunduh ransomware ke perangkatmu. Kemudian, kamu mendapati bahwa semua file penting di komputermu telah dienkripsi dan penipu meminta tebusan dalam bentuk uang untuk mendapatkan kunci dekripsi.

Contoh Kasus:

Misalkan kamu menerima email yang tampaknya berasal dari perusahaan pengiriman, menginformasikan bahwa paketmu tidak bisa dikirim dan memintamu untuk melihat lanjut dengan mengklik tautan.

Setelah kamu mengklik tautan tersebut, malware diunduh ke komputer atau ponselmu dan mulai mengambil kontrol atau mencuri data pribadi seperti kata sandi atau informasi kartu kredit yang tersimpan.

Langkah-langkah Melindungi Perangkat dari Malware:

  • Jangan Buka Lampiran atau Tautan dari Sumber Tidak Dikenal: Hindari membuka lampiran email atau mengklik tautan dari pengirim yang tidak kamu kenal atau yang tampak mencurigakan.
  • Gunakan Anti Virus: Pasang dan perbarui perangkat lunak antivirus atau anti-malware secara teratur untuk melindungi perangkat kamu dari infeksi malware.
  • Cadangkan Data Secara Teratur: Simpan salinan cadangan data penting kamu di tempat yang aman dan terpisah dari perangkat utama kamu, sehingga kamu dapat memulihkan data jika terkena serangan ransomware.

Catatan contoh penipuan online

catatan oleh krediblog

Contoh penipuan online di atas menunjukkan ada banyak cara yang bisa dilakukan penipu untuk membodohi kita. Seiring teknologi yang terus berkembang, nantinya akan muncul lebih banyak lagi jenis dan modus penipuan online terbaru. Namun modus baru tersebut hanya pengembangan dari 6 jenis penipuan di atas.

Dalam dunia digital yang terus berkembang, kita harus selalu waspada terhadap berbagai bentuk penipuan online yang dapat merugikan kita secara finansial dan bahkan mengancam privasi kita. Mari kita tingkatkan kesadaran dan kehati-hatian dalam beraktivitas online agar dapat menjelajahi dunia digital dengan lebih aman dan nyaman.

kredi avatar

Ditulis oleh

Krediblog

Menulis dari sudut pandang pengguna dan melakukan komparasi produk keuangan khususnya financial technology seperti pinjaman, kredit dan investasi. Pembaca setia Kontan, Tech in Asia hingga DailySocial. Mengelola blog ini sejak 2019.

Youtube

Instagram